Kamis, 03 Juli 2014

perkuliahan

PENGARUH GIZI ATLIT TERHADAP PRESTASI SEPAK BOLA
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Di era globalisasi, pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan derajat kesehatan serta perbaikan gizi masyarakat. Pembangunan dalam bidang kesehatan sangat penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Salah satu strategi Depkes untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah Paradigma Sehat; yaitu pendekatan yang berorientasi pada promotif, preventif, proaktif-Community-centered, partisipatif dan pemberdayaan masyarakat.
Sedangkan olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus untuk mencegah agar tidak mudah sakit. Pengetahuan gizi olahraga bagi masyarakat secara umum serta atlet yang berprestasi sangat penting. Kita ketahui bahwa dalam masa pertumbuhan serta perkembangan, proses kehidupan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya intake zat gizi. Di samping itu gizi juga berpengaruh dalam mempertahankan dan memperkuat daya tahan tubuh. Perihal tersebut di atas berlaku pula bagi para atlet meskipun secara lebih khusus kebutuhan jenis dan jumlah zat gizi bagi seorang atlet akan berbeda dengan kelompok bukan atlet karena kegiatan fisik dan psikis berbeda baik selama masa latihan maupun pada saat pertandingan. Prestasi olahraga yang dicapai oleh para atlet yang terkait erat dengan ketepatan penentuan dan penyediaan jenis dan jumlah zat gizi yang dibutuhkan.

  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diumuskan masalah yang harus dibahas dan diselesaikan yaitu:
  1. Apa saja faktor yang berpengaruh seorang atlit dalam mencapai suatu prestasi?
  2. Apakah pengaruh gizi seorang atlit terhadap prestasi olahraga khususnya sepak bola?

  1. Tujuan
1.      Untuk mengetahui faktor yang berperan dalam mencapai suatu prestasi.
2.      Untuk mengetahui pengaruh gizi seorang atlit terhadap prestasi sepak bola.

PEMBAHASAN

A.    Faktor yang berperan terhadap pretasi seorang atlet
Semua atlet pasti ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya. Mereka berlatih sangat keras untuk bisa mewujudkan impian tersebut.Untuk mencapai tujuan tersebut banyak faktor yang berperan. Faktor-faktor yang beperan dalam  pencapaian suatu prestasi olahraga  yaitu faktor atlet, pelatih, partisipasi pemerintah, partisipasi masyarakat, manajemen dan organisasi olahraga, sarana dan prasarana, ilmu pengetahuan dan teknologi.
1)      Faktor Atlet.
Setiap atlet harus memiliki kesegaran jasmani yang terdiri dari unsur-unsur kekuatan, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskular/kardiorespiratori, kecepatan, kelincahan, power, kelenturan, keseimbangan, dan koordinasi. Bukan merupakan rahasia bahwa persaingan dalam olahraga prestasi sangatlah ketat baik yang menyangkut persaingan antar individu maupun persaingan tim, maka dari itu dalam olah raga prestasi tidak hanya kesehatan yang bisa dilihat kasat mata dalam artian jasmani yang harus diperhatikan tetapi juga kesehatan mental pada diri atlet yang harus diperhatikan sehingga masing-masing atlet memiliki moral, sportivitas, sikap olahragawan sejati, disiplin, percaya diri, konsentrasi, daya pikir dan kreatifitas, kemauan dan semangat juang, tanggung jawab, rasa harga diri, keberanian dan kerja sama.
Gen atau keturunan, merupakan suatu fenomena yang sangat kompleks, seringkali berperanan penting dalam latihan dan pencapaian prestasi. Anak-anak cenderung mewarisi biologik, psikologis dan karakteristik orang tuanya; meskipun pendidikan, latihan dan kondisus sosial mungkin sedikit mengubah sifat yang diperoleh (Bompa dalam setyo budiwanto: 2004). Atlet-atlet yang mewarisi bakat dari kedua orang tuanya seringkali lebih mudah menangkap instruksi dari pelatih dan telah memiliki karakter dan hal tersebut yang membedakan dengan atlet yang tidak mewarisi bakat dari orang tuanya yaitu masih harus mencari karakter dari penampilannya.


2)      Faktor pelatih
Pelatih adalah seorang profesional yang tugasnya membantu olahragawan dan tim dalam memperbaiki penampilan olahraga (Pate, Rotella dan Mc Clenaghan:1993). Dalam pencapaian prestasi yang setinggi-tingginya pelatih adalah aktor penting di balik layar. Pada olimpiade athena berdasarkan hasil wawancara dari 15 atlet peraih medali peringkat teratas dari faktor penentu pencapaian prestasi adalah pelatih yang berkualitas.
Tingkat keberhasilan dari seorang pelatih adalah jika mampu menghantarkan atletnya meningkatkan kemampuan dan mencapai prestasi setinggi-tingginya.
3)      Faktor partisipasi pemerintah
Dalam upaya pencapaian prestasi partisipasi pemerintah sangatlah diperlukan, sehingga pemerintah berperan sebagai fasilitator. Pemerintah memiliki tujuh peran yaitu pertama, kemauan dan kemampuan dari para pemimpin atau pemegang kebijakan olahraga dalam memaksimalkan potensi dan sumber daya yang ada untuk meningkatka prestasi olahraga. Kedua, pemerintah pusat dan daerah mampu mambangun, pengadaan dan menyediakan sarana dan prasarana olahraga. Selain itu, pemerintah juga harus mampu memelihara segala fasilitas olahraga. Ketiga, memfasilitasi dan meningkatkan kualitas, profesionalisme dan kompetensi sumber daya manusia bidang olahraga terutama pelatih-pelatih cabor yang secara langsung terjun di lapangan. Keempat, dukungan dana yang diperlukan untuk berbagai kegiatan olahraga, kegiatan penunjang lainnya serta pengadaan alat-alat dan pembangunan fasilitas olahraga. Kelima, pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan hukum material dan immaterial terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan olahraga. Keenam, pemerintah berkewajiban memberikan tanda jasa, penghargaan, kesejahteraan atau fasilitas lain kepada semua unsur yang berhasil mengharumkan nama negara di mata nasional maupun internasional. Ketujuh, pemerintah mampu memfasilitasi dan menciptakan iklim kondusif bagi perkembangan industri yang berkaitan dengan olahraga dan koperasi olahraga.
4)      Faktor partisipasi masyarakat
Pengertian masyarakat di sini adalah semua pihak yang bukan pemerintah yang terlibat dan mempunyai komitmen dalam upaya pembangunan olahraga dan kegiatan olahraga prestasi. Misalnya organisasi olahraga masyarakat, organisasi profesi dan lain-lain yang diharapkan dapat menjadi sponsor penyandang dana dalam pengadaan atau perawatan fasilitas.
5)      Faktor manajemen dan organisasi olahraga
Keberhasilan pembangungan dan pembinaan bidang olahraga dan khususnya pembinaan olahraga prestasi ditentukan oleh faktor manajemen olahraga dan seluruh organisasi olahraga. Manajemen olahraga harus dilaksanakan secara terpadu dan sistematis, mencakup seluruh kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Seluruh organisasi olahraga baik pemerintahan maupun non pemerintahan harus mampu bekerja sama secara sinergis dan aktif dalam merumuskan arah kebijakan dan tindakan, meningkatkan kinerja untuk mencapai perkembangan, kemauan olahraga secara keseluruhan dan terutama dalam pembinaan olahraga prestasi.
6)      Faktor sarana dan prasarana
Dalam pencapaian prestasi olahraga setinggi-tingginya sarana dan prasarana merupakan hal yang mutlak harus dimiliki. Sarana meliputi perlengkapan dan alat-alat olahraga, sedangkan prasarana adalah fasilitas yang meliputi stadion olahraga, lapangan-lapangan olahraga. Dalam pengadaan sarana dan prasarana hal yang harus diperhatikan yaitu menyangkut kuantitas dan kualitas. Kuantitas dalam artian terpenuhinya rasio antara jumlah fasilitas olahraga dengan para pengguna fasilitas olahraga. Kualitas adalah terpenuhinya persyaratan ukuran standar dan materi sesuai dengan peraturan-peraturan permainan setiap cabang olahraga.
7)      Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi
Salah satu faktor yang terakhir tetapi memiliki peranan penting adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena pada zaman platinum sekarang sudah tidak ada tempat bagi mengembangkan olahraga secara manual. Dalam hal mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga merupakan tugas dari lembaga pendidikan misalnya fakultas ilmu keolahragaan dan lembaga penelitian olahraga semisal bidang litbang KONI.




B.     Pengaruh Gizi Atlit Terhadap Prestasi Sepak Bola
Sepakbola merupakan olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pembinaan terhadap olahraga ini telah lama dilakukan oleh induk organisasi sepakbola Indonesia (PSSI), namun masih belum menampakkan prestasi yang menggembirakan. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah upaya memenuhi kecukupan gizi atlet sepakbola untuk dapat meningkatkan prestasi. Pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sepakbola modern mutlak harus sudah dilakukan dalam pembinaan sepakbola. Salah satu faktor IPTEK untuk mewujudkan prestasi sepakbola yang tinggi adalah pemanfaatan dan penerapan ilmu gizi olahraga yang benar dan professional sebagai faktor pendukung yang besar pengaruhnya.
Olahraga tidak terlepas dari sebuah kesiapan fisik yang prima. Terutama dalam cabang olahraga yang dinamakan sepakbola. Sepakbola merupakan olahraga yang memerlukan kesiapan fisik yang lebih dibandingkan dengan cabang olahraga yang lain. Sebuah kesiapan fisik, salah satu faktornya yang tidak terlepas yaitu makanan yang dikonsumsi. Seorang pemain sepakbola harus memiliki kesiapan fisik yang prima dalam bertarung di lapangan hijau selama 2 x 45 menit. Bila kesiapan fisik tercapai diharapkan prestasi di lapangan hijau dapat terwujud. Ditambah dengan sebuah penelitian bahwa usia 12-20 tahun merupakan usia pertumbuhan dan perkembangan. Dalam istilah sepakbola, usia muda merupakan waktu yang tepat untuk memulai pembinaan baik fisik, skill, dan kemampuan dalam sepakbola untuk bisa berprestasi. Seorang pelatih timnas Portugal mengatakan bahwa kesuksesan sebuah tim sepakbola 50% berawal dari kesiapan fisik. Dengan demikian perlu diketahui hubungan konsumsi gizi terhadap prestasi pemain sepakbola usia 16-18 tahun. Adapun tujuan dari penelitian adalah mengetahui hubungan konsumsi gizi terhadap prestasi pemain sepakbola usia 16-18 tahun.Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian korelasional yang bertujuan mengungkapkan hubungan antar variabel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang berlatih sepakbola dengan karateristik usia 16-18 tahun, telah berlatih minimal 6 bulan. Tehnik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan kuisioner. Tehnik analisa data yang digunakan adalah menggunakan korelasi product moment.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa konsumsi defisit meraih prosentase terbesar dengan 72,72% dan kategori prestasi baik meraih prosentase terbesar dengan 50%. Sedangkan hubungan antara konsumsi gizi terhadap prestasi pemain sepakbola usia 16-18 tahun sebesar 0,24 dengan kategori hubungan rendah. Artinya ada beberapa faktor lain, baik faktor lain dari konsumsi gizi misalnya ekonomi dan sosial budaya maupun faktor lain dari prestasi pemain sepakbola misalnya pembinaan usia dini dan motivasi yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hubungan kedua variabel tersebut.Sebuah saran dalam penelitian yaitu bagaimana kontribusi dunia keperawatan untuk membangun sebuah upaya promoting dan pendidikan bagi masyarakat terutama bagi mereka yang ingin mengaktualisasi diri mereka dengan berprestasi di lapangan hijau mengenai pentingnya konsumsi makanan yang bergizi.



KESIMPULAN

            Untuk mencapai suatu prestasi yang maksimal khususnya di bidang sepak bola, ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian tersebut, diantaranya adalah faktor atlet, faktor pelatih, partisipasi pemerintah, partisipasi masyarakat, manajemen dan organisasi olahraga, sarana dan prasarana, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada juga faktor yang tidak kalah pentingnya yaitu faktor gizi atlet, gizi atlet juga sangat mempengaruhi pencapaian prestasi seorang atlet. Jika gizi seorang atlet itu jelek maka pencapaian prestasi itu tidak akan maksimal. Ada beberapa faktor lain, baik faktor lain dari konsumsi gizi misalnya ekonomi dan sosial budaya maupun faktor lain dari prestasi pemain sepakbola misalnya pembinaan usia dini dan motivasi yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hubungan kedua variabel tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

(http://ms.wikipedia.org/wiki/Pendidikan Jasmani,diakses 9 Februari 2009)
Budiwanto, Setyo, 2004. Pengetahuan Dasar  Melatih Olahraga, Malang: FIK



Tidak ada komentar:

Posting Komentar