PENGARUH GIZI ATLIT
TERHADAP PRESTASI SEPAK BOLA
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Di era globalisasi, pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan
derajat kesehatan serta perbaikan gizi masyarakat. Pembangunan dalam bidang
kesehatan sangat penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Salah satu strategi
Depkes untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah Paradigma Sehat; yaitu
pendekatan yang berorientasi pada promotif, preventif,
proaktif-Community-centered, partisipatif dan pemberdayaan masyarakat.
Sedangkan olahraga
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus untuk mencegah
agar tidak mudah sakit. Pengetahuan gizi olahraga bagi masyarakat secara umum
serta atlet yang berprestasi sangat penting. Kita ketahui bahwa dalam masa
pertumbuhan serta perkembangan, proses kehidupan seseorang dipengaruhi oleh
banyak faktor, salah satunya intake zat gizi. Di samping itu gizi juga berpengaruh
dalam mempertahankan dan memperkuat daya tahan tubuh. Perihal tersebut di atas
berlaku pula bagi para atlet meskipun secara lebih khusus kebutuhan jenis dan
jumlah zat gizi bagi seorang atlet akan berbeda dengan kelompok bukan atlet
karena kegiatan fisik dan psikis berbeda baik selama masa latihan maupun pada
saat pertandingan. Prestasi olahraga yang dicapai oleh para atlet yang terkait
erat dengan ketepatan penentuan dan penyediaan jenis dan jumlah zat gizi yang
dibutuhkan.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
maka dapat diumuskan masalah yang harus dibahas dan diselesaikan yaitu:
- Apa saja faktor yang berpengaruh seorang atlit dalam mencapai suatu prestasi?
- Apakah pengaruh gizi seorang atlit terhadap prestasi olahraga khususnya sepak bola?
- Tujuan
1.
Untuk
mengetahui faktor yang berperan dalam mencapai suatu prestasi.
2.
Untuk
mengetahui pengaruh gizi seorang atlit terhadap prestasi sepak bola.
PEMBAHASAN
A. Faktor
yang berperan terhadap pretasi seorang atlet
Semua atlet pasti ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya. Mereka
berlatih sangat keras untuk bisa mewujudkan impian tersebut.Untuk mencapai
tujuan tersebut banyak faktor yang berperan. Faktor-faktor yang beperan dalam pencapaian suatu prestasi olahraga yaitu faktor atlet, pelatih, partisipasi
pemerintah, partisipasi masyarakat, manajemen dan organisasi olahraga, sarana
dan prasarana, ilmu pengetahuan dan teknologi.
1) Faktor
Atlet.
Setiap atlet harus memiliki kesegaran jasmani yang terdiri dari
unsur-unsur kekuatan, daya tahan otot, daya tahan
kardiovaskular/kardiorespiratori, kecepatan, kelincahan, power, kelenturan, keseimbangan,
dan koordinasi. Bukan merupakan rahasia bahwa persaingan dalam olahraga
prestasi sangatlah ketat baik yang menyangkut persaingan antar individu maupun
persaingan tim, maka dari itu dalam olah raga prestasi tidak hanya kesehatan
yang bisa dilihat kasat mata dalam artian jasmani yang harus diperhatikan
tetapi juga kesehatan mental pada diri atlet yang harus diperhatikan sehingga
masing-masing atlet memiliki moral, sportivitas, sikap olahragawan sejati,
disiplin, percaya diri, konsentrasi, daya pikir dan kreatifitas, kemauan dan
semangat juang, tanggung jawab, rasa harga diri, keberanian dan kerja sama.
Gen atau keturunan, merupakan suatu fenomena yang sangat kompleks,
seringkali berperanan penting dalam latihan dan pencapaian prestasi. Anak-anak
cenderung mewarisi biologik, psikologis dan karakteristik orang tuanya;
meskipun pendidikan, latihan dan kondisus sosial mungkin sedikit mengubah sifat
yang diperoleh (Bompa dalam setyo budiwanto: 2004). Atlet-atlet yang mewarisi
bakat dari kedua orang tuanya seringkali lebih mudah menangkap instruksi dari
pelatih dan telah memiliki karakter dan hal tersebut yang membedakan dengan
atlet yang tidak mewarisi bakat dari orang tuanya yaitu masih harus mencari
karakter dari penampilannya.
2) Faktor
pelatih
Pelatih adalah seorang profesional yang tugasnya membantu
olahragawan dan tim dalam memperbaiki penampilan olahraga (Pate, Rotella dan Mc
Clenaghan:1993). Dalam pencapaian prestasi yang setinggi-tingginya pelatih
adalah aktor penting di balik layar. Pada olimpiade athena berdasarkan hasil
wawancara dari 15 atlet peraih medali peringkat teratas dari faktor penentu
pencapaian prestasi adalah pelatih yang berkualitas.
Tingkat keberhasilan dari seorang pelatih adalah jika mampu
menghantarkan atletnya meningkatkan kemampuan dan mencapai prestasi
setinggi-tingginya.
3) Faktor
partisipasi pemerintah
Dalam upaya pencapaian prestasi partisipasi pemerintah sangatlah
diperlukan, sehingga pemerintah berperan sebagai fasilitator. Pemerintah
memiliki tujuh peran yaitu pertama, kemauan dan kemampuan dari para pemimpin
atau pemegang kebijakan olahraga dalam memaksimalkan potensi dan sumber daya
yang ada untuk meningkatka prestasi olahraga. Kedua, pemerintah pusat dan
daerah mampu mambangun, pengadaan dan menyediakan sarana dan prasarana
olahraga. Selain itu, pemerintah juga harus mampu memelihara segala fasilitas
olahraga. Ketiga, memfasilitasi dan meningkatkan kualitas, profesionalisme dan
kompetensi sumber daya manusia bidang olahraga terutama pelatih-pelatih cabor
yang secara langsung terjun di lapangan. Keempat, dukungan dana yang diperlukan
untuk berbagai kegiatan olahraga, kegiatan penunjang lainnya serta pengadaan
alat-alat dan pembangunan fasilitas olahraga. Kelima, pemerintah berkewajiban
memberikan perlindungan hukum material dan immaterial terhadap semua kegiatan
yang berkaitan dengan olahraga. Keenam, pemerintah berkewajiban memberikan
tanda jasa, penghargaan, kesejahteraan atau fasilitas lain kepada semua unsur
yang berhasil mengharumkan nama negara di mata nasional maupun internasional.
Ketujuh, pemerintah mampu memfasilitasi dan menciptakan iklim kondusif bagi
perkembangan industri yang berkaitan dengan olahraga dan koperasi olahraga.
4) Faktor
partisipasi masyarakat
Pengertian masyarakat di sini adalah semua pihak yang bukan pemerintah
yang terlibat dan mempunyai komitmen dalam upaya pembangunan olahraga dan
kegiatan olahraga prestasi. Misalnya organisasi olahraga masyarakat, organisasi
profesi dan lain-lain yang diharapkan dapat menjadi sponsor penyandang dana
dalam pengadaan atau perawatan fasilitas.
5) Faktor
manajemen dan organisasi olahraga
Keberhasilan pembangungan dan pembinaan bidang olahraga dan
khususnya pembinaan olahraga prestasi ditentukan oleh faktor manajemen olahraga
dan seluruh organisasi olahraga. Manajemen olahraga harus dilaksanakan secara
terpadu dan sistematis, mencakup seluruh kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian. Seluruh organisasi olahraga baik pemerintahan maupun non
pemerintahan harus mampu bekerja sama secara sinergis dan aktif dalam merumuskan
arah kebijakan dan tindakan, meningkatkan kinerja untuk mencapai perkembangan,
kemauan olahraga secara keseluruhan dan terutama dalam pembinaan olahraga
prestasi.
6) Faktor
sarana dan prasarana
Dalam pencapaian prestasi olahraga setinggi-tingginya sarana dan
prasarana merupakan hal yang mutlak harus dimiliki. Sarana meliputi
perlengkapan dan alat-alat olahraga, sedangkan prasarana adalah fasilitas yang
meliputi stadion olahraga, lapangan-lapangan olahraga. Dalam pengadaan sarana
dan prasarana hal yang harus diperhatikan yaitu menyangkut kuantitas dan
kualitas. Kuantitas dalam artian terpenuhinya rasio antara jumlah fasilitas
olahraga dengan para pengguna fasilitas olahraga. Kualitas adalah terpenuhinya
persyaratan ukuran standar dan materi sesuai dengan peraturan-peraturan
permainan setiap cabang olahraga.
7) Faktor
ilmu pengetahuan dan teknologi
Salah satu faktor yang terakhir tetapi memiliki peranan penting
adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena pada zaman platinum
sekarang sudah tidak ada tempat bagi mengembangkan olahraga secara manual.
Dalam hal mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga merupakan tugas
dari lembaga pendidikan misalnya fakultas ilmu keolahragaan dan lembaga
penelitian olahraga semisal bidang litbang KONI.
B. Pengaruh
Gizi Atlit Terhadap Prestasi Sepak Bola
Sepakbola merupakan olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh
dunia termasuk di Indonesia .
Pembinaan terhadap olahraga ini telah lama dilakukan oleh induk organisasi sepakbola
Indonesia
(PSSI), namun masih belum menampakkan prestasi yang menggembirakan. Salah satu
faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah upaya memenuhi kecukupan gizi atlet sepakbola
untuk dapat meningkatkan prestasi. Pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi sepakbola modern mutlak harus sudah dilakukan dalam pembinaan sepakbola.
Salah satu faktor IPTEK untuk mewujudkan prestasi sepakbola yang tinggi adalah
pemanfaatan dan penerapan ilmu gizi olahraga yang benar dan professional
sebagai faktor pendukung yang besar pengaruhnya.
Olahraga
tidak terlepas dari sebuah kesiapan fisik yang prima. Terutama dalam cabang
olahraga yang dinamakan sepakbola. Sepakbola merupakan olahraga yang memerlukan
kesiapan fisik yang lebih dibandingkan dengan cabang olahraga yang lain. Sebuah
kesiapan fisik, salah satu faktornya yang tidak terlepas yaitu makanan yang
dikonsumsi. Seorang pemain sepakbola harus memiliki kesiapan fisik yang prima
dalam bertarung di lapangan hijau selama 2 x 45 menit. Bila kesiapan fisik
tercapai diharapkan prestasi di lapangan hijau dapat terwujud. Ditambah dengan
sebuah penelitian bahwa usia 12-20 tahun merupakan usia pertumbuhan dan
perkembangan. Dalam istilah sepakbola, usia muda merupakan waktu yang tepat
untuk memulai pembinaan baik fisik, skill, dan kemampuan dalam sepakbola untuk
bisa berprestasi. Seorang pelatih timnas Portugal mengatakan bahwa
kesuksesan sebuah tim sepakbola 50% berawal dari kesiapan fisik. Dengan
demikian perlu diketahui hubungan konsumsi gizi terhadap prestasi pemain
sepakbola usia 16-18 tahun. Adapun tujuan dari penelitian adalah mengetahui
hubungan konsumsi gizi terhadap prestasi pemain sepakbola usia 16-18
tahun.Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian korelasional
yang bertujuan mengungkapkan hubungan antar variabel. Sampel dalam penelitian
ini adalah siswa yang berlatih sepakbola dengan karateristik usia 16-18 tahun,
telah berlatih minimal 6 bulan. Tehnik pengumpulan data menggunakan lembar
observasi dan kuisioner. Tehnik analisa data yang digunakan adalah menggunakan
korelasi product moment.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa konsumsi defisit meraih prosentase terbesar dengan 72,72% dan kategori prestasi baik meraih prosentase terbesar dengan 50%. Sedangkan hubungan antara konsumsi gizi terhadap prestasi pemain sepakbola usia 16-18 tahun sebesar 0,24 dengan kategori hubungan rendah. Artinya ada beberapa faktor lain, baik faktor lain dari konsumsi gizi misalnya ekonomi dan sosial budaya maupun faktor lain dari prestasi pemain sepakbola misalnya pembinaan usia dini dan motivasi yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hubungan kedua variabel tersebut.Sebuah saran dalam penelitian yaitu bagaimana kontribusi dunia keperawatan untuk membangun sebuah upaya promoting dan pendidikan bagi masyarakat terutama bagi mereka yang ingin mengaktualisasi diri mereka dengan berprestasi di lapangan hijau mengenai pentingnya konsumsi makanan yang bergizi.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa konsumsi defisit meraih prosentase terbesar dengan 72,72% dan kategori prestasi baik meraih prosentase terbesar dengan 50%. Sedangkan hubungan antara konsumsi gizi terhadap prestasi pemain sepakbola usia 16-18 tahun sebesar 0,24 dengan kategori hubungan rendah. Artinya ada beberapa faktor lain, baik faktor lain dari konsumsi gizi misalnya ekonomi dan sosial budaya maupun faktor lain dari prestasi pemain sepakbola misalnya pembinaan usia dini dan motivasi yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hubungan kedua variabel tersebut.Sebuah saran dalam penelitian yaitu bagaimana kontribusi dunia keperawatan untuk membangun sebuah upaya promoting dan pendidikan bagi masyarakat terutama bagi mereka yang ingin mengaktualisasi diri mereka dengan berprestasi di lapangan hijau mengenai pentingnya konsumsi makanan yang bergizi.
KESIMPULAN
Untuk mencapai suatu prestasi yang
maksimal khususnya di bidang sepak bola, ada beberapa faktor yang sangat
berpengaruh terhadap pencapaian tersebut, diantaranya adalah faktor atlet,
faktor pelatih, partisipasi pemerintah, partisipasi masyarakat, manajemen dan
organisasi olahraga, sarana dan prasarana, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ada juga faktor
yang tidak kalah pentingnya yaitu faktor gizi atlet, gizi atlet juga sangat
mempengaruhi pencapaian prestasi seorang atlet. Jika gizi seorang atlet itu
jelek maka pencapaian prestasi itu tidak akan maksimal. Ada beberapa faktor lain, baik faktor lain
dari konsumsi gizi misalnya ekonomi dan sosial budaya maupun faktor lain dari
prestasi pemain sepakbola misalnya pembinaan usia dini dan motivasi yang dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya hubungan kedua variabel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
(http://ms.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
Jasmani,diakses 9 Februari 2009)
(http://id.wikipedia.org/wiki/olahraga,diakses
9 Februari 2009)
Budiwanto, Setyo, 2004. Pengetahuan
Dasar Melatih Olahraga, Malang: FIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar